Toni Si Anak Jujur

     Pada zaman dahulu, hiduplah seorang anak bernama Toni. Ia merupakan anak seorang petani. Ia hidup sebatang kara bersama ayah dan ibunya. Suka dan duka ia lewati dengan hati yang sabar dan tabah.
     Pada suatu hari, ibunya menyuruh Toni untuk mencari kayu bakar di hutan. Ia berpesan agar Toni harus sudah kembali ke rumah sebelum matahari terbenam. Toni mengiyakan pesan ibunya tersebut. Lalu, Toni pergi ke sebuah hutan seorang diri.

     Sesampainya di hutan, Toni langsung melaksanakan pesan ibunya. Ia sibuk memilih kayu yang akan digunakan untuk memasak. Namun, di saat ia sedang sibuk mencari kayu bakar, ia melihat sebuah kotak. Kotak tersebut berada di antara ranting - ranting pohon yang telah mengering. Toni tak tahu pemilik kotak tersebut, maka ia membawa pulang kotak tersebut.
     Sesampainya di rumah, ibunya heran apa isi kotak tersebut. Lalu, mereka membuka kotak tersebut. Mereka sangat terkejut ketika melihat isi kotak tersebut. Kotak tersebut berisi perhiasan emas yang sangat banyak. Lalu, mereka menyimpan kotak tersebut.
      Keesokan harinya, Toni pun melakukan hal yang sama, yaitu mencari kayu bakar di hutan. Ketika Toni sedang sibuk mencari kayu bakar, ada seorang kakek yang menepuk pundak Toni. "Nak, apa engkau melihat sebuah kotak yang berada di antara ranting - ranting? Sepertinya aku meninggalkan kotak tersebut di sekitar sini. Bisakah engkau membantuku nak?", kata kakek. "Bisa kek. Akan saya bantu.", sahut Toni. 
      Setelah satu jam mencari kotak yang kakek maksud, akhirnya Toni termenung. Ia mengingat sebuah kotak yang ia temukan di antara ranting - ranting yang mengering. Kemudian, ia meminta izin kepada kakek tersebut untuk mengambil kotak. "Kek, saya mohon izin. Sepertinya, saya tahu kotak yang kakek maksud. Saya akan pulang ke rumah untuk mengambil kotak tersebut.", kata Toni. "Baik nak, saya akan menunggumu di sini.", kata kakek.
      Tak lama kemudian, Toni pun kembali dengan membawa sebuah kotak di tangannya. Dengan kegirangan, kakek tersebut berkata, "Itu kotaknya!" Lalu, dengan berat hati, Toni pun mengembalikan kotak tersebut kepada kakek. Kemudian, kakek tersebut melihat isi kotak. Betapa terkejutnya ia ketika melihat isi kotak tersebut. Perhiasan yang berada di dalamnya tak berkurang sedikitpun.
      Lalu, kakek tersebut menyerahkan sebuah kantong plastik hitam yang tidak diketahui isinya. Ia berkata, "Ini nak, terimalah tanda terima kasihku karena engkau telah menyelamatkan kotak perhiasan ini." Dengan polos hati, Toni pun menjawab, "Baik kek. Terima kasih."
     Kemudian, Toni pun pulang dengan membawa kayu bakar dan kantong plastik hitam. Ibunya yang berada di teras rumah merasa heran ke mana hilangnya kotak perhiasan. Ia pun bertanya kepada Toni, "Ton, apa kamu tahu, kotak perhiasan yang waktu itu kau temukan, ada di mana ya?" "Oh itu, Bu. Kotak tersebut sudah Toni kembalikan kepada seorang kakek, pemilik kotak tersebut.", jawab Toni. "Oh baguslah nak. Lalu, yang di tanganmu itu apa ya?", tanya ibunyaa keheranan. "Ini bu, tadi kakeknya memberiku kantong hitam ini. Tetapi, aku tidak tahu apa isinya.", jawab Toni. "Baiklah kita lihat bersama - sama.", kata ibunya.
      Lalu, mereka melihat isi kantong tersebut secara bersama - sama. Betapa terkejutnya mereka ketika melihat isi kantong tersebut. Kantong tersebut berisi perhiasan emas yang sama banyak seperti perhiasan emas yang ada dalam kotak. Mereka loncat kegirangan sambil dalam hatinya berkata, "Terima kasih Tuhan, atas berkat yang boleh Engkau limpahkan pada kami."



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Si Pipit dan Si Semut

LDKS

Semangat Generasi Z