Si Pipit dan Si Semut
Pada zaman dahulu kala, hiduplah seekor burung pipit bernama Pipit dan seekor semut. Pipit terkenal mempunyai bulu yang indah dan suara yang indah. Setiap pagi, ia senang bersenandung sehingga membuat kagum teman - temannya.
Pada suatu pagi nan cerah, Pipit kembali bersenandung, bersemangat menyambut hari yang baru. Ia bersenandung sambil memakan buah jambu. Ia duduk di ranting pohon kemudian memakan jambunya secara perlahan.
Tiba - tiba, ia dikejutkan dengan suara kecil yang datangnya dari bawah. Ia pun menengok ke bawah. Ternyata, suara kecil tadi merupakan suara semut. “Pipit yang baik hati, bolehkah kau mengambilkanku sebuah jambu yang terdapat di ranting itu. Badanku yang kecil tak mampu meraihnya,” pinta semut. Namun Pipit dengan sombongnya menjawab “Ambil saja sendiri. Kau hanya mengganggu sarapanku di pagi ini, makhluk kecil. Pergilah mencari makanan lain dan jangan ganggu aku lagi.”
Si semut pun dengan sedih hati kembali ke rumah tanpa membawa makanan. Ia kemudian mencari makanan di sekitar rumahnya. Namun, tak berapa lama, tiba - tiba terjadi gempa bumi yang mengguncang semut dan Pipit. Semut pun yang berada tak jauh dari rumahnya masih sempat menyelamatkan diri dan bersembunyi di bawah tanah. Sedangkan Pipit yang masih berada di atas ranting tak sempat menyelamatkan diri. Alhasil, Pipit pun terjatuh. Ia merintih kesakitan.
Kemudian, semut pun mendengar suara rintihan dari luar tanah. Ia pergi ke luar dan melihat apa yang terjadi di luar sana. Betapa terkejutnya ia ketika melihat Pipit terluka. Kemudian, ia menolongnya dengan tulus hati. Pipit pun terharu dengan apa yang dilakukan semut. Lalu, Pipit meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Pada suatu pagi nan cerah, Pipit kembali bersenandung, bersemangat menyambut hari yang baru. Ia bersenandung sambil memakan buah jambu. Ia duduk di ranting pohon kemudian memakan jambunya secara perlahan.
Tiba - tiba, ia dikejutkan dengan suara kecil yang datangnya dari bawah. Ia pun menengok ke bawah. Ternyata, suara kecil tadi merupakan suara semut. “Pipit yang baik hati, bolehkah kau mengambilkanku sebuah jambu yang terdapat di ranting itu. Badanku yang kecil tak mampu meraihnya,” pinta semut. Namun Pipit dengan sombongnya menjawab “Ambil saja sendiri. Kau hanya mengganggu sarapanku di pagi ini, makhluk kecil. Pergilah mencari makanan lain dan jangan ganggu aku lagi.”
Si semut pun dengan sedih hati kembali ke rumah tanpa membawa makanan. Ia kemudian mencari makanan di sekitar rumahnya. Namun, tak berapa lama, tiba - tiba terjadi gempa bumi yang mengguncang semut dan Pipit. Semut pun yang berada tak jauh dari rumahnya masih sempat menyelamatkan diri dan bersembunyi di bawah tanah. Sedangkan Pipit yang masih berada di atas ranting tak sempat menyelamatkan diri. Alhasil, Pipit pun terjatuh. Ia merintih kesakitan.
Kemudian, semut pun mendengar suara rintihan dari luar tanah. Ia pergi ke luar dan melihat apa yang terjadi di luar sana. Betapa terkejutnya ia ketika melihat Pipit terluka. Kemudian, ia menolongnya dengan tulus hati. Pipit pun terharu dengan apa yang dilakukan semut. Lalu, Pipit meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Komentar
Posting Komentar